Alquran dalam Kacamata Hitti

alquran dalam kacamata hitti

Alquran merupakan kitab suci bagi agama Islam yang tentu dianggap sakral keberadaannya.

Informasi tentang Alquran tentu sudah banyak dikemukakan oleh cendikiawan Muslim dalam berbagai bentuk literatur.

Dalam artikel ini kita akan melihat informasi tentang Alquran dalam karya Philip K. Hitti yang berjudul History of The Arabs.

Sekilas tentang Hitti

Philip K. Hitti dilahirkan di Lebanon pada tahun 1886 dan kemudian hijrah ke Amerika Serikat dalam karir akademiknya.

Sejak 1913 hingga 1978 yang merupakan tahun wafatnya, ia telah hidup di hampir semua negara bagian Amerika Serikat.

Hitti pernah mengajar di Columbia dan di Princeton hingga masa pensiunnya pada 1954 sebagai profesor sastra semit dan ketua jurusan Bahasa-Bahasa Timur.

Alquran dan Alkitab

Dalam History of The Arabs, Hitti menuliskan bahwa panjang Alquran adalah empat perlima dari panjang Perjanjian Baru berbahasa Arab.

Hampir semua ayat tentang sejarah di dalam Alquran memiliki padanan dengan Alkitab, kecuali beberapa kisah Arab seperti kaum Ad dan Tsamud, Lukman, pasukan gajah, Iskandar Agung dan Ashabul Kahfi yang disebutkan sepintas.

Kemudian, nama-nama nabi dalam Perjanjian Lama mengalamai arabisasi terutama melalui bahasa Suriah dan Yunani.

Melalui bahasa Suriah misalnya nama Nabi Nuh dari Noah dan melalui bahasa Yunani misalnya Nabi Ilyas dari Elias dan Nabi Yunus dari Jonah.

Bahasa dan Kodifikasi Alquran

Meskipun termasuk buku paling muda yang telah mencipta sejarah, Alquran adalah buku yang paling banyak dibaca dan ditulis.

Dari sisi bahasa dan sastra, pengaruh Alquran terbukti pada kenyataannya bahwa berbagai dialek orang-orang berbahasa Arab tidak terpecah ke dalam bahasa yang berbeda seperti yang terjadi pada bahasa pecahan Romawi.

Sebagai contoh, orang Irak bisa saja akan mengalami kesulitan ketika memahami percakapan orang Maroko.

Tetapi mereka dapat degan mudah memahami tulisan mereka, ini terjadi karena keduanya dan bangsa Arab lainnya mengikuti model gaya bahasa Alquran.

Kodifikasi Alquran dilakukan pada masa Abu Bakar atas rekomendasi dari Umar bin Khattab.

Kemudian dilanjutkan masa Utsman bin Affan sebagai standarisasi Alquran akibat beragamnya gaya pembacaan.

Utsman bin Affan kemudian memerintahkan untuk memusnahkan naskah lain di luar standarisasi.

Naskah Alquran masa Utsman bin Affan disempurnakan oleh dua orang pejabat Dinasti Umayyah, yaitu Ibnu Muqlah dan Ibnu Isa pada 933 M dengan bantuan Ibnu Mujahid.

Ibnu Mujahid mengenalkan adanya tujuh corak pembacaan Alquran yang berkembang karena tidak adanya huruf vokal dan tanda baca.

Alquran disusun secara mekanis berdasarkan panjang pendeknya surah dengan 90 surah yang tergolong Makiyah dan 24 surah yang tergolong Madaniah.

Bagian elemen dari Alquran terdiri atas 77.934 kata, 6.236 ayat dan 323.621 huruf (Hitti menuliskan dalam catatan kaki bahwa terdapat versi lain tentang jumlah huruf, kata dan ayat Alquran).


Post a Comment for " Alquran dalam Kacamata Hitti"