Kisah Gajah Mahmud Milik Abrahah yang Menolak Menyerang Ka'bah

kisah gajah mahmud miliki abrahah yang menolak menyerang ka'bah

Pasukan gajah milik Abrahah masyur di dalam narasi sejarah sebagai upaya penyerangan Ka'bah yang gagal.

Peristiwa pasukan gajah Abrahah ini diabadikan di dalam kitab suci Alquran.

Kegagalan tersebut karena penyerangan pasukan gajah Abrahah dihalau oleh pasukan burung yang secara tiba-tiba muncul dengan membawa batu.

Batu tersebutlah yang membuat pasukan gajah Abrahah pontang-panting hingga gagal menyerang Ka'bah.

Di balik kisah di atas, ternyata ada sepenggal kisah mengenai Gajah Mahmud milik Abrahah yang menolak untuk menyerang Ka'bah.

Gajah Mahmud milik Abrahah yang Menolak Menyerang Ka'bah

Sebelum masuk Mekkah dan menyerang Ka'bah, ada pertemuan Abdul Muthalib dengan Abrahah.

Kedatangan Abdul Muthalib menemui Abrahah ditenda perangnya disertai oleh Ya'mur bin Nufatsah, pemimpin Bani Bakr dan Khuwailid bin Watsilah pempmpin Hudzail.

Abdul Muthalib datang justru menyampaikan bahwa Ka'bah milik Allah, Dialah yang akan melindunginya dan kakek Rasulullah tersebut juga meminta Abrahah untuk melepaskan dua ratus ekor unta miliknya yang telah dirampas.

Berbeda dengan Abdul Muthalib, pimpinan Bani Bakr dan Hudzail menawarkan sepertiga kekayaan Mekkah kepada Abrahah dengan syarat mengurungkan niatnya menyerang Ka'bah.

Menariknya, hanya permintaan Abdul Muthalib yang disetujui oleh Abrahah.

Keesokan harinya, pasukan Abrahah sudah siap untuk menyerang Ka'bah dan orang-orang Quraisy Mekkah sudah menuju gunung karena perintah Abdul Muthalib.

Pasukan-pasukan sudah disiapkan dan gajah-gajah sudah diarahkan menuju Mekkah termasuk gajah milik Abrahah yang bernama Mahmud.

Tiba-tiba Nufail bin Habib berada di samping Mahmud dan membisikkan beberapa kata kepadanya.

"Duduklah wahai Mahmud, atau pulanglah dengan damai ke tempat semula, karena sesungguhnya engkau sekarang berada di tanah haram", bisik Nufail bin Habib seraya melepaskan telinga Mahmud dan pergi naik ke gunung.

Setelah bisikan tersebut, Gajah Mahmud langsung duduk seketika.

Melihat hal tersebut, pasukan Abrahah memukul Gajah Mahmud agar berdiri, namun tidak membuahkan hasil.

Mereka kemudian menusuk lambung Gajah Mahmud agar berdiri, namun tetap tidak berhasil.

Bahkan, mereka juga menusukkan dan mengiriskan mihjan (semacam tongkat yang kepalanya melengkung) mengiris perut Gajah Mahmud untuk berdiri, namun tetap nihil.

Pasukan Abrahah kemudian menghadapkan Gajah Mahmud berturut-turut ke arah Yaman, Syam, dan Timur, anehnya Gajah Mahmud langsung berdiri dan berlari.

Ketika dihadapkan lagi ke arah Mekkah, kembali Gajah Mahmud duduk dan enggan untuk berdiri.

Sekilas tentang Nufail bin Habib

Nufail bin Habib adalah orang yang membisikkan beberapa kata ke Gajah Mahmud milik Abrahah dan sebenarnya ia adalah tawanan penunjuk jalan Abrarah.

Nufail bin Habib merupakan orang yang memimpin penghadangan Abrahah di daerah Khats'am bersama dengan Kabilah Syahran dan Nahis serta kabilah-kabilah Arab lainnya.

Sayangnya pasukannya kalah dalam pertempuran dan ia jatuh sebagai tawanan perang. 

Saat dihadapkan ke Abrahah dan bersiap untuk dibunuh, Nufail bin Habib berkata kepadanya.

"Paduka raja, jangan bunuh aku, karena aku bisa menjadi petunjuk jalan bagimu ke negeri Arab, inilah kedua tanganku mewakili Syahran dan Nahis menyatakan mendengar dan patuh kepadamu", pinta Nufail bin Habib.

Abrahah pun melepaskannya dan Nufail bin Habib menjadi petunjuk jalan mereka.

Akhir Hayat Abrahah

Saat menyerang Ka'bah, datang sekelompok burung seperti burung layang-layang dan burung balsan. 

Digambarkan Ibnu Hisyam dalam Sirah Nabawiyah bahwa setiap burung membawa tiga batu, satu batu di paruh, dua batu lainnya ada di kaki.

Jika batu-batu tersebut mengenai pasukan Abrahah, ia pasti tewas bagi tidak kena mereka kocar-kacir mencari jalan keluar.

Abrahah sendiri mendapatkan luka di sekujur badannya, kemudian ia digotong oleh anak buahnya, namun anggota tubuhnya berjatuhan disusul dengan nanah dan darah.

Abrahah akhirnya tewas dengan kondisi yang mengenaskan, diriwayatkan bahwa dadanya terpisah dari hatinya.

Post a Comment for "Kisah Gajah Mahmud Milik Abrahah yang Menolak Menyerang Ka'bah"