Penggalian Sumur Zamzam oleh Abdul Muthalib

penggalian sumur zamzam oleh abdul muthalib

Sebelum digali kembali oleh Abdul Muthalib, Sumur Zamzam pernah dikubur oleh orang-orang Jurhum ketika hendak meninggalkan Mekkah.

Sumur Zamzam saat digali kembali oleh Abdul Muthalib terletak di antara dua berhala orang Quraisy, yaitu Isaf dan Nailah.

Sumur Zamzam kemudian digunakan untuk keperluan ibadah haji dan sampai sekarang tetap mengalir deras.

Perihal Asal Mula Kemunculan Sumur Zamzan

Sumur Zamzam adalah sumur yang dipercaya diberikan Allah kepada Nabi Ismail bin Ibrahim saat kehausan di masa kecilnya.

Ibunya, saat itu berusaha keras mencarikan air minum untuk Ismail, namun hasilnya nihil.

Ibu Ismail menuju ke Bukit Safa seraya berdoa di puncaknya kepada Allah untuk memberikan pertolongan kepada Ismail.

Kemudian, ia lanjut pergi ke Bukit Marwa dan berdoa seperti yang ia lakukan di Bukit Safa.

Di sisi lain, Ismail bin Ibrahim digerakkan tumit kakinya oleh Allah ke tanah.

Dari gerakan tersebut keluarlah air dari dalam tanah.

Dari atas bukit, ibu Ismail mendengar suara binatang buas dan segera menuju Ismail karena khawatir.

Saat bertemu Ismail, ia mendapati anaknya sedang berusaha menggapai air yang ada di dekat pipinya untuk diminum, setelah itu ibu Ismail membuat lubang kecil dan itulah asal muasal Sumur Zamzam.

Mimpi Abdul Muthalib tentang Sumur Zamzam

Telah disebutkan sebelumnya bahwa dalam perkembangan sejak awal munculnya, Sumur Zamzam sempat terkubur dan baru digali oleh Abdul Muthalib setelah mendapatkan mimpi berturut-turut.

Mimpi tersebut didapatkan ketika Abdul Muthalib tidur di dekat Hajar Aswad.

Di dalam mimpinya, Abdul Muthalib ditemui oleh seseorang dan berkata "Galilah Thaibah".

Kemudian Abdul Muthalib bertanya perihal Thaibah, orang tersebut langsung pergi meninggalkannya.

Besoknya, di lokasi yang sama ketika tidur, Abdul Muthalib kembali bermimpi bertemu orang tersebut.

Dalam mimpinya, orang tersebut mengatakan "Galilah Barrah".

Abdul Muthalib sontak bertanya mengenai Barrah, orang tersebut langsung pergi.

Besoknya, Abdul Muthalib kembali bermipi di lokasi yang sama, orang tersebut kemudian berkata "Galilah Al-Madhnunah".

Abdul Muthalib kemudian bertanya, "Apa Al-Madhnunah itu?".

Orang tersebut kemudian langsung pergi meninggalkan Abdul Muthalib.

Besoknya, Abdul Muthalib kembali ke tempat tidurnya untuk tidur.

Kemudian ia bermimpi bertemu orang yang sama dan berkata "Galilah Zamzam".

Abdul Muthalib kemudian bertanya perihal Zamzam, dan respon orang tersebut tidak seperti di mimpi sebelumnya.

Orang tersebut berkata, "Air Zamzam tidak pernah habis, airnya melimpah, dan memberi minum kepada jemaah haji yang agung itu, Zamzam terletak di galian burung gagak hitam di rumah semut". 

Penggalian Sumur Zamzam dan Orang Quraisy yang Menuntut

Setelah mimpi tersebut, Abdul Muthalib bersegera untuk menggali.

Ia kemudian mengajak anaknya, Al-Harts untuk mencari lokasi penggalian sesuai mimpinya.

Mereka kemudian menemukan lokasi dimana terlihat burung gagak sedang melubangi tanah dan ada rumah semut.

Lokasi tersebut berada di antara berhala Isaf dan Nailah, tempat orang-orang Quraisy menyembelih kurban.

Abdul Muthalib kemudian mulai menggali, ketika ia sedang menggali orang-orang Quraisy sempat menghalanginya.

Namun, berkat kesungguhannya dan penjagaan dari Al-Harts orang Qurasy akhirnya mengendur dan membiarkannya terus menggali.

Baru sebentar menggali, Abdul Muthalib kemudian mendapati sumur tersebut.

Kemudian ia terus menggali dan menemukan dua patung emas kijang yang ditimbun Jurhum saat meninggalkan Mekkah.

Ia juga menemukan beberapa pedang berdarah dan baju besi.

Melihat temuan tersebut, orang-orang Quraisy menuntut kepada Abdul Muthalib untuk diberikan hak akan sumur dan temuan tersebut.

Singkat cerita, setelah diundi dan sempat hendak berangkat ke seorang dukun wanita di Syam (diurungkan karena peristiwa di tengah perjalanan), akhirnya orang-orang Quraisy yang menuntut mengurungkan tuntutannya.

Patung kijang berbahan emas diletakkan di pintu Ka'bah.

Setelahnya, Abdul Muthalib memberi air minum jemaah haji dengan air Zamzam.

Hingga saat ini, jemaah haji dari seluruh penjuru dunia tetap minum dengan air dari Sumur Zamzam.

Post a Comment for "Penggalian Sumur Zamzam oleh Abdul Muthalib"