Sejarah Adzan

sejarah adzan

Adzan dalam sejarahnya adalah seruan untuk melaksanakan shalat yang muncul seiring dengan perintah shalat.

Adzan muncul setelah kondisi umat Islam lumayan mapan di Madinah.

Bahkan, adzan muncul melalui mimpi dua orang sahabat ketika Rasulullah memerintahkan untuk membuat lonceng sebagai penanda shalat.

Kondisi Islam Menjelang Munculnya Adzan

Menurut riwayat Ibnu Ishaq yang dikutip Ibnu Hisyam dalam Sirah Nabawiyah disebutkan bahwa menjelang munculnya adzan Rasulullah telah merasa nyaman tinggal di Madinah.

Saudaranya dari Kaum Mujahirin telah membersamainya dan persatuan dengan kaum Anshar telah tercapai. 

Pelaksanaan Islam sudah mulai menguat, shalat dijalankan, zakat dan puasa telah diwajibkan, hudud atau hukuman dilaksanakan, dan hal-hal yang halal dan haram telah ditetapkan serta Islam telah mendapat tempat di tengah-tengah masyarakat.

Kala itu, saat untuk menunaikan shalat telah tiba, namun belum ada seruan sebagai tanda.

Oleh karena itu, Rasulullah ingin membuat terompet seperti orang-orang Yahudi, namun keinginan tersebut dibatalkan Rasulullah.

Kemudian, Rasulullah memerintahkan membuatan lonceng sebagai pemanggil kaum Muslim untuk shalat. 

Mimpi Abdullah bin Zaid dan Umar bin Khattab Perihal Adzan

Saat kondisi umat Muslim seperti di atas, tiba-tiba Abdullah bin Zaid bermimpi perihal seruan adzan.

Ia kemudian menghadap Rasulullah seraya berkata, "Wahai Rasulullah, pada malam ini aku bermimpi melihat seseorang berpakaian hijau berjalan melewatiku dengan membawa lonceng".

Abdullah bin Zaid kemudian bertanya kepada orang tersebut di dalam mimpinya, "Hai hamba Allah, apakah engkau berniat menjual loncengmu?".

Orang tersebut kemudian menjawab, "Apa yang akan engkau kerjakan dengan lonceng ini?"

Abdullah bin Zaid menjawab, "Aku gunakan untuk memanggil orang kepada shalat".

Orang tersebut berkata, "Maukah engkau aku tunjukkan yang lebih baik daripada lonceng ini?".

Abdullah bin Zaid menanyakatan perihal tersebut, orang tersebut melanjutkan, "hendaknya engkau berkata allahuakbar allahuakbar, allahuakbar allahuakbar, asyhadu an laa ilaaha illallah, asyhadu an laa ilaaha illallah, asyhadu anna muhammadarrasulullah, asyahadu anna muhammadarrasulullah, hayya alashshalah, hayya alashshalah, hayya alal falah, hayya alal falah, allahuakbar allahuakbar, laa illaha ilallah".

Setelah mendengarkan cerita Abdullah bin Zaid tentang mimpinya, kemudian Rasulullah membenarkan dan memerintahkan Bilal untuk mengumandangkannya.

Di sisi yang lain, Umar bin Khattab ingin membeli dua kayu untuk membuat lonceng, tiba-tiba ia bermimpi dalam tidurnya.

Dalam mimpi tersebut ia mendapatkan pesan agar hendaknya tidak menjadikan lonceng sebagai cara memanggil shalat, namun hendaklah kalian adzan untuk shalat.

Umar bin Khattab menghadap Rasulullah untuk menceritakan mimpinya, ternyata Rasulullah telah mendapatkan wahyu tentang adzan.

Kekagetan Umar bin Khattab belum usai, tiba-tiba Bilal mengumandangkan adzan.

Demikianlah sejarah adzan sebagai panggilan dan penanda umat Muslim untuk melaksanakan shalat.

Post a Comment for "Sejarah Adzan"